Pepatah mengatakan Buah Jatuh tidak akan jauh dari pohonnya ... ya begitulah yang terjadi pada putra putra pendiri pondok pesantren Nurul Jadid (KH. Zaini Munim) sebagaimana yang kita dengar dan ketahui KH Zaini Munim adalah sosok ulama' yang sangat dekat dengan allah dan itupun menurun pada Putra putranya hususnya pada KH Muhammad Hasyim Zaini yang tidak Jauh berbeda dengan orangtuanya.
walupun saya tidak suan (menemui) masa hidup beliau namun berdasarkan cerita ceritadari santri tua dan alumni sebelum sebelumnya bercerita tentang kepribadian beliau yang sangat lembut dan santun ditambah lagi dengan cerita tentang karomah yang di dapat beliau ketika di fikir secara logika/akal Sulit di terima oleh pikiran kita. Beliau merupakan pengasuh ke dua meneruskan perjuangan abahnya pada tahun 1976 sampai 1984.
walupun saya tidak suan (menemui) masa hidup beliau namun berdasarkan cerita ceritadari santri tua dan alumni sebelum sebelumnya bercerita tentang kepribadian beliau yang sangat lembut dan santun ditambah lagi dengan cerita tentang karomah yang di dapat beliau ketika di fikir secara logika/akal Sulit di terima oleh pikiran kita. Beliau merupakan pengasuh ke dua meneruskan perjuangan abahnya pada tahun 1976 sampai 1984.
Berikut beberapa Karomah yang di dapatkan beliau semasa Hidup :
1. Di Antar Pulang Mbah Sholeh Ke Pesantren
Ratib Salah Sattu Kaddam kerpercayaan beliau menceritakan suatu ketika Dia mengantarkan Kiai Hasyimziarah ke makan sunan ampel di surabaya. setelah beberpa lama di sunan ampel, Kiai hasyim meminta Ratib untuk pulang duluan ke pesantren. Sebelum pulang, Kiai Hasyim memberinya ongkos
untuk pulang. Setelah mohon diri, Ratib segera pulang. Sesampainya di
halaman PP. Nurul Jadid, Ratib tiba-tiba terkejut, sebab dia mendengar
suara Kiai Hasyim tengah mengajar santri-santrinya di Musala Riyadus
Solihin.
Karena penasaran, ia coba memastikan datang ke mushollah riyadus sholihin, ternyata benar, Kiai
Hasyim tengah mengajar. Keesokan harinya, karena penasaran, Ratib
mengunjungi kediaman beliau. Masih belum mengucapkan salam, Kiai Hasyim
sudah membukakan pintu dan memanggilnya;
timbullah percakapan singkat waktu itu
KH Hasyim : “Dik, sini-sini, ada apa? Tanya yang kemarin, ya?”
Ratib: “Iya”, jawab Ratib gugup.
KH Hasyim : “Saya diantarkan Mbah Saleh (Wali yang makamnya terletak di sebelah kiri Sunan Ampel),” jawab Kiai Hasyim.
Ratib Pun tercengang Mendengarnya namun tidak berani menayakan lebih lanjut ...
Subhanllah...!
2. Bermimpi Rosulullah
Masih menurut Khaddam Beliau, Kiai Hasyim juga terkenal sebagai ulama yang weruh sak durungi pinaruh atau winara (tahu sebelum terjadi).
Kala itu, Ratib sempat berkunjung ke kediaman beliau sehari sebelum
hari wafatnya.
KH Hasyim : “Aneh, kok mendung terus?” kata Kiai Hasyim.
Ratib : “Habib Husein, yang tinggal di selatan Genggong, sedang sakit Kiai,” terka Ratib.
KH Hasyim :“Kalau begitu kenapa saya bermimpi Rasulullah?!” kata Kiai Hasyim. Biasanya seseorang yang Bermimpi Rasulullah itu bahagia, harinya cerah tidak mendung dan tidak hujan, biasanya juga rumah atau kamar di mana seseorang mimpi atau bertemu Rasulullah wangi sampai tiga bulan.
Sejurus kemudian, saat waktu isya, Ratib dan
santri-santri lainnya mendengar bahwa Kiai Hasyim telah Wafat.
Inna lillahi wainna ilaihi rajiun, ribuan santri menangisi kepergian sosok guru penyantun dan penyabar yang
konon beliau diangkat menjadi wali karena kesantunan dan kesabarannya.
Beliau terkenal di kalangan santri sebagai kiai yang tidak pernah marah
dan memanggil santrinya dengan sebutan “Ananda”. Kiai Hasyim wafat di
umur yang relatif muda.
3. Didatangi Banyak Tamu waktu masih Mondok
Menginjak dewasa, beliau nyantri di PP. Peterongan Jombang yang diasuh oleh K.H. Musta’in Ramli. Sebelum berangkat abahnya (kh zaini munim) berpesan, kalau nyantri
jangan mengandalkan orangtua, tetapi andalkanlah Allah. Pesan tersebut
kemudian beliau ingat-ingat dan yakini. Lebih-lebih saat beliau
mengalami kejadian yang mencermikan petuah abahnya tersebut.
Kejadiannya ketika di perjalanan menuju Peterongan bekal berupa beras
dari orangtuanya tertinggal di Surabaya. Dari kejadian itu, beliau lalu
tambah yakin dan mantapkan hati bahwa petuah dari abahnya tersebut benar, harus
mengandalkan Allah Swt.
Dari kesadaran dan keyakinan tersebut, beliau kemudian mendapatkan banyak kemudahan-kemudahan dari Allah yang bisa dibilang karamah.
Di antaranya, sering kali ada tamu yang Suan ke beliau ketika masih nyantri yang selain untuk
silaturahmi juga memberikan uang. Meski demikian, uang dari tamu-tamu
itu tidak beliau gunakan sendiri. Beliau menaruhnya dalam wadah bekas
songkok atau peci dan meletakkannya di pojok kamar dalam biliknya.
Kemudian kepada teman teman beliau berkata, “Jika di antara kalian ada yang membutuhkan uang, bisa mengambilnya di dalam
wadah songkok itu.”
Tidak diketahui berapa banyak uang yang di dalam wadah songkok itu
dan berapa banyak pula teman teman yang mengambil uang itu. Tapi
tidak habis-habis uang di dalam wadah tersebut. Seperti Mesin ATM saja ...Subhanallah .
4. Amplop di Balik Sajadah setiap Selesai Shalat
Beliau juga medapatkan “kemudahan dari Allah” berupa
hadirnya sebuah amplop berisikan beberapa lembar rupiah dari balik
sajadah di setiap selesai menunaikan shalat. Dalam amplop tersebut tertulis
nama beliau sebagai orang yang dituju, sementara nama pengirimnya tidak
tertulis... Subhanallah
5. Ratu semut
Suatu ketika Kiai Abdul Haq nyupiri kakaknya ceramah di luar
kota. Pulang ceramah, saat tiba di Pesantren Kiai Abdul Haq menemukan
semut di dalam mobilnya, kemudian ia memberitahukan pada kakaknya. Beliau
meminta, “Letakkan semut itu di dalam kotak korek api lalu bawa kembali
ke tempat saya ceramah. Di depan rumah tersebut ada pohon besar,
letakkan semut itu di bawahnya, lalu lihat apa yang terjadi pada semut itu.”
Malam itu juga Kiai Abdul Haq kembali ke tempat ceramah yang jaraknya
lumayan jauh. Dalam hati kecilnya berkata, “Ada apa ini kok sampai
jauh-jauh saya disuruh mengembalikan seekor semut?” rupanya Kiai Abdul
Haq penasaran dengan perintah kakaknya.
Sesampai di tempat tujuan, Kiai Abdul Haq terkejut setelah meletakkan
semut itu. Pasalnya, semut-semut di pohon itu turun semua ke bawah
pohon menyambut seekor semut yang dibawa Kiai Abdul Haq yang ternyata
semut itu merupakan ratu semut.
Artinya jika semut tadi tidak dikembalikan ke tempat asalnya, maka
boleh jadi “masyarakat semut” akan kehilangan sang pemimpin. Mereka
tentunya sedih dan berduka. Cerita ini mengingatkan kita akan kisah Nabi
Sulaiman yang bisa mendengar pemimpin semut yang menyuruh rakyatnya
kembali ke sarangnya sebelum Nabi Sulaiman dan pasukannya melintas....
Subhanallah ...tidak sembarang manusia yang mendapatkan nikmat dari allah berupa karomah seperti halnya beliau ...hanya orang orang yang mendekatkan diri kepada allah yang akan mendapatknya ...seperti yang terjadi pada nabi nabi yang diberikan Mukjizat oleh allah SWT....
semoga kita mendapatkan barokah dan syafaat dari beliau dan termasuk di dalam golongan orang orang yang bisa mendekatkan diri kepada allah swt..
Lahul faatihah
BACA JUGA
Subhanallah ...tidak sembarang manusia yang mendapatkan nikmat dari allah berupa karomah seperti halnya beliau ...hanya orang orang yang mendekatkan diri kepada allah yang akan mendapatknya ...seperti yang terjadi pada nabi nabi yang diberikan Mukjizat oleh allah SWT....
semoga kita mendapatkan barokah dan syafaat dari beliau dan termasuk di dalam golongan orang orang yang bisa mendekatkan diri kepada allah swt..
Lahul faatihah
BACA JUGA
Anggota Pancak Silat Pagar Nusa Ini Melecehkan Ummat Islam
Gadis cantiq ini menghina agama dengan menginjak injak Al-Quran
Mengharukan di probolinggo Puluhan paus terdampar karena kembali lagi ke pinggir melihat kawanx belum bisa kembali ke tengah laut
Hubungan Suami Istri itu Seperti HUbungan Karyawan dan Tempat Kerja
Pesan Pesan Dari Alm KH.Abd Wahid Zaini PP Nurul Jadid
8 Pesan pengasuh kita KH.Zuhri Zaini Buat para satri dan alumni
Alumni Nurul jadid masih bisa mengikuti pengajian kitab di pondok dari jarak jauh
Subhanallah
ReplyDelete